Mahasiswa Brawijaya ciptakan alat pendeteksi sianida pada makanan

Mahasiswa Brawijaya ciptakan alat pendeteksi sianida pada makanan

Techno.id - Mahasiswa dari Universitas Brawijaya Malang kembali menciptakan sebuah inovasi baru melalui alat-alat sederhana buatannya. Kali ini, empat mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) menciptakan alat pendeteksi sianida pada makanan yang diberi nama "Cyanide Test Kit".

Keempat mahasiwa ini terdiri atas Hilda Emilia Fahriyani (Kimia 2011), Balqis Milda (Kimia 2011), Noerma Juli Azhari (Kimia 2012), dan Lu'luil Maknun (Kimia 2012). Sedangkan dalam merancang alat pendeteksi ini, mereka telah dibantu oleh dosen pembimbing Dr Hermin Sulistyarti.

Dalam merancang Cyanide Test Kit, menurut salah seorang mahasiswa, Lu'luil menggunakan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) 2006 sebagai acuannya. Di dalamnya, Lu'luil mengatakan bahwa sianida yang diperbolehkan masuk ke dalam tubuh tidak boleh lebih dari satu mili hingga kilogram dari berat badan.

Selain itu, kata Lu'luil, makanan yang mengandung sianida (singkong, rebung, gadung) dapat menyebabkan kematian jika dikonsumsi melebih batas kadar maksimum dalam waktu 15 menit. Pasalnya, senyawa ini bersifat racun dan dikatakan dapat menghambat distribusi oksigen dalam tubuh.

Di Indonesia, menganalisa sianida masih menggunakan spektrofotometri, titrimetri, dan argentometri. Ketiga alat tersebut adalah alat impor dari negara lain yang membutuhkan biaya tidak sedikit ketika digunakan. Selain itu, masih ada proses analisa yang rumit dan membutuhkan waktu yang lama.

Cyanide Test Kit sendiri memiliki cara kerja yang jauh lebih sederhana dan murah. Dengan biaya Rp 20.000 untuk 60 kali analisis (harga per analisis Rp 350.000), sianida dapat terdeteksi dengan cara melarutkan sampel dengan reagen hingga berubah warna menjadi merah, yang selanjutnya dicocokkan dengan komparator warna pada alat.

Saat diuji coba oleh Tim PKM Karsa Cipta, Cyanide Test Kit sukses mendeteksi kadar sianida hanya dalam kurun waktu lima menit. Selain itu, sensitivitas alat ini juga diklaim cukup tinggi karena mampu mendeteksi kadar sianida sebesar 0,04 ppm.

(brl/red)