Ini bukti kegetolan Facebook untuk seret masyarakat ke dunia maya

Ini bukti kegetolan Facebook untuk seret masyarakat ke dunia maya

Techno.id - Tahun lalu, Facebook telah memamerkan drone raksasanya bernama Aquila di F8 2015. Drone yang bekerja dengan tenaga matahari itu mampu terbang sembari memancarkan jaringan internet untuk masyarakat pedesaan yang belum bisa online.

Di F8 2016, kisah yang serupa diulang, tetapi dengan teknologi yang berbeda. Secara resmi, Facebook Inc. (13/04/16) mengumumkan kehadiran Terragraph dan Project ARIES. Kedua alat itu berfungsi untuk menyebarkan internet di daratan, baik di kawasan desa maupun urban.

Ini bukti kegetolan Facebook untuk seret masyarakat ke dunia maya

Prototipe Terragraph
2016 Facebook

Terragraph adalah sebuah alat yang bisa 'ditempelkan' pada lampu penerangan umum untuk menyelimuti suatu kota dengan internet berkecepatan tinggi. Berdasarkan uji coba Facebook, koneksi dari Terragraph dapat mencapai 1,05 Gbps dengan jangkauan 250 meter. Teknologi ini akan mulai dicoba dalam beberapa bulan mendatang di California.

Ini bukti kegetolan Facebook untuk seret masyarakat ke dunia maya

Ilustrasi jaringan Terragraph
2016 Facebook

Di sisi lain, Project ARIES (Antenna Radio Integration for Efficiency in Spectrum) difokuskan untuk meng-cover area yang lebih luas dan jauh dari perkotaan. Alat ini mentransformasikan jaringan 4G yang bekerja dengan multiple input, multiple output (MIMO) ke Massive MIMO berkat bantuan 96 antena di dalamnya yang mampu memfasilitasi 24 perangkat sekaligus dalam spektrum radio yang sama. Project ARIES menurut klaim Facebook bisa memperpanjang jaringan dari pusat kota ke daerah sekitarnya tanpa infrastruktur baru.

Ini bukti kegetolan Facebook untuk seret masyarakat ke dunia maya

Project ARIES
2016 Facebook

Berdasarkan data dari Facebook, kini ada lebih dari 4 miliar orang yang tak punya akses internet. 1 miliar di antaranya tidak bisa online karena tidak ada jaringan di tempat mereka tinggal. 1 miliar lain punya jaringan internet, tapi belum mampu membayar biaya langganan data.

Sementara itu, masih ada sebanyak 2 miliar orang yang sebenarnya mampu berlangganan data internet. Sayangnya, mereka memilih untuk tidak online karena tidak aware terhadap manfaat dari penggunaan internet itu sendiri.

(brl/red)