Infrastruktur cloud Indonesia masih jauh dari kebutuhan minimum

Infrastruktur cloud Indonesia masih jauh dari kebutuhan minimum

Techno.id - Meskipun penggunaan teknologi komputasi awan mulai ramai digunakan secara global juga di Indonesia, sayangnya ada fakta yang kurang mengenakkan terkait kesiapan infrastruktur cloud di Tanah Air. Dalam laporan tahunan Global Cloud Index-nya, Cisco mengatakan jika dalam hal kesiapan cloud, Indonesia termasuk dalam kategori Cloud Emerging, dengan kecepatan unduh dan unggah rata-rata sebesar 3.906 kbps dan 2.191 kbps. Sementara latency-nya diketahui 59 ms.

Catatan itu masih di bawah standar kebutuhan aplikasi cloud dasar, yakni dengan kecepatan unduh dan unggah 750 kbps dam 250 kbps, dengan latensi di atas 160 ms. Penilaian kesiapan cloud global itu didapat Cisco setelah menganalisis kecepatan dan latensi rata-rata unggah dan unduh dari jaringan tetap dan mobile untuk lebih dari 150 negara.

Kendati demikian, sudah ada sejumlah pihak yang menawarkan layanan berbasis cloud-nya untuk dipakai oleh masyarakat Indonesia, utamanya pelaku UKM. Contohnya, ada Datacomm dengan Cloud Business-nya serta Jurnal.id yang mengiming-imingi dengan layanan perangkat lunak akuntansi berbasis cloud bagi bisnis kecil dan kelas menengah.

Dari rilis yang diterima Techno.id (06/11/15), Cisco memprediksi bahwa cloud computing akan tumbuh melebihi 30 persen secara global dalam lima tahun ke depan. Terapannya nanti pun akan beragam. Untuk penyimpanan cloud, misalnya, diperkirakan akan ada lebih dari 2 juta pengguna atau sekitar 55 persen konsumen internet dunia yang akan mempunyai cloud pribadi di tahun 2019. Jumlah itu melonjak 42 persen dari 1,1 juta pengguna saja tahun lalu.

(brl/red)