Ini komentar pakar cyber mengenai bug di Go-Jek

Ini komentar pakar cyber mengenai bug di Go-Jek

Techno.id - Pratama Persadha, Pakar Keamanan Cyber dalam keterangannya menjelaskan selain masalah keamanan server, di aplikasinya pun juga terdapat celah keamanan yang mengkhawatirkan. Karena aplikasi Go-Jek di Android tidak memakai NDK Native, melainkan Java.

Risiko memakai Java adalah mudah sekali dilakukan reverse engineering atau RE. RE adalah proses penemuan prinsip-prinsip teknologi dari suatu perangkat, objek, atau sistem melalui analisis strukturnya, fungsinya, dan cara kerjanya, jelasnya.

Dari hasil RE dapat diketahui dari node API (application programming interface) yang ternyata tidak melakukan autentikasi terhadap request yang di lakukan oleh aplikasi. Artinya, siapa saja tanpa autentikasi dapat melakukan request API dari node yang terbuka tersebut. Bahkan data pribadi driver dan user juga ter-compromised.

Dari sinilah orang bisa melakukan eksploitasi, mengambil dan mengubah data yang ada, bahkan bisa memanipulasi pulsa para driver. Dengan sedikit brute force bisa membuka seluruh data GoJek.

Untuk perbaikan, Go-Jek bisa melakukan revamp app atau merubah aplikasi dengan menggunakan NDK native code. Lalu juga menambahkan autentikasi standar misal oauth atau bahkan membuat sendiri sistem autentikasi request. Menggunakan request session untuk request ke node API sehingga dapat menghambat jika ada yang melakukan brute force, terang Chairman lembaga riset keamanan cyber CISSReC (Communication and Information System Security Research Center) ini.

Menurutnya hal ini cukup mendasar untuk sistem sebesar Go-Jek dan cukup mudah serta cepat untuk bisa dilakukan perbaikan. Pratama juga menghimbau semua pihak untuk terus memberikan dukungan pada Go-Jek sebagai aplikasi karya anak bangsa.

Kita harus ingat, Go-Jek ini aplikasi lokal yang luar biasa. Sudah membantu banyak orang, bahkan jalannya bisnis di kota-kota besar sangat terbantu dengan keberadaan Go-Jek. Jadi kita harus dorong agar ada perbaikan masif, jangan sampai nanti ditinggalkan pemakainya. Ini aplikasi lokal, harus kita dukung bersama, pungkas Pratama.

(brl/red)