Dapat restu OJK, Modalku melenggang di ranah pinjam meminjam

Dapat restu OJK, Modalku melenggang di ranah pinjam meminjam

Techno.id - Melihat besarnya potensi UKM, Modalku, perusahaan teknologi pinjam meminjam yang berdiri di Singapura kini membidik pasar Indonesia. Produk yang dikeluarkan oleh perusahaan yang berada di bawah PT Mitrausaha Indonesia Grup ini menawarkan produk bisnis alternatif dari investasi berbasis teknologi digital.

Reynold Wijaya, Chief Executive Officer dan Co-founder Modalku mengatakan bahwa masuknya modalku ke Indonesia ialah sebagai langkah awalnya mendedikasikan diri kembali ke tanah air. Selain itu jumlah UKM yang sekitar 50 juta menjadi daya tarik tersendiri untuk bisa melakukan penetrasi.

Reynold menjamin layanan Modalku berjalan dengan aman sehingga pemberi pinjaman maupun peminjam tidak perlu khawatir untuk bergabung. Pasalnya, Modalku tidak akan mendapatkan pembayaran jasa jika uang yang dipinjamkan tidak kembali begitu pula dari segi peminjam jika tidak mendapatkan pinjaman yang diinginkan. Layanan ini akan melakukan pemotongan sebesar 3 persen dari setiap proyek yang berhasil.

Untuk e-payment sebesar 3 persen tidak akan berlaku jika uang dari pemberi pinjaman tidak kembali. Jika mereka rugi kami juga rugi, ungkap Reynold.

Selain itu, untuk menghilangkan rasa was-was akan kehilangan sejumlah uang yang dipinjamkan, Modalku menyediakan jasa personal guarantee di mana pengguna bisa mendapatkan jaminan hukum yang kuat jika terjadi hal yang tidak diinginkan di kemudian hari.

Jumlah pinjaman yang dapat diminta oleh peminjam mulai dari Rp50 juta hingga Rp500 juta, sedangkan jangka waktu yang bisa dipilih yakni 6 hingga 12 bulan. Suku bunga yang ditetapkan adalah 15-20 persen per tahun dengan akses pencairan dana sekitar 10 hari kerja.

Terkait target UKM yang ingin dicapai, pihaknya enggan berkomentar lebih lanjut namun mengungkapkan masih ingin meraih kepercayaan masyarakat untuk bisa terus tumbuh. Seperti diketahui hingga saat ini terdapat 37 UKM yang bergabung dengan layanan Modalku di Singapura dengan jumlah pemberi pinjaman sekitar ribuan serta nominal loan sebanyak 3.1 juta dolar sejak Juli 2015.

Untuk sekarang, layanan peer to peer lending ini baru bisa menjangkau wilayah Jabodetabek dengan menyasar kalangan lulusan universitas yang notabene dianggap bisa memberikan jaminan lebih kepada pemberi pinjaman. Namun tidak menutup kemungkinan untuk memberikan syarat dengan jenjang yang lebih rendah ke depannya tergantung antusiasme masyarakat.

Sementara itu, DR. Hendrikus Passagi, Peneliti Eksekutif Senior dari Departemen Pengembangan Kebijakan Strategis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan bahwa pihaknya mendukung keberadaan Modalku karena layanan tersebut berbasis teknologi dan memiliki kelebihan dibanding perbankan lewat penawaran yang diberikan.

Modalku sudah berdiskusi dengan OJK dan harus mengutamakan perlindungan konsumen. Pemberi pinjaman dan peminjam bisa mendapatkan nilai tambah dari Modalku karena kedua sisi tersebut sama-sama ingin tumbuh dan ingin aman. Sementara tumbuh dan aman kadang tidak selalu beriringan, ungkap Hendrikus.

(brl/red)