Bukalapak.com ingin 55 juta UKM Indonesia berstatus online

Bukalapak.com ingin 55 juta UKM Indonesia berstatus online

Techno.id - Pada pekan kedua Desember ini (12/12), para pelaku e-commerce di Indonesia melakukan gerakan massal lewat Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas). Menurut lembaga riset Nielsen Indonesia, Harbolnas yang digelar pada 10 hingga 12 Desember ini mencatat nilai transaksi hingga Rp 2,1 triliun alias naik 1,8 kali lipat dari hari biasa.

Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa potensi e-commerce di Tanah Air memang terbukti begitu besar. Adapun salah satu pemain e-commerce yang merasakan dampak besarnya animo Harbolnas adalah Bukalapak.com. Lalu, seperti apa tanggapan Achmad Zaky selaku Chief Executive Officer (CEO) Bukalapak?

Berikut petikan wawancara M Syakur Usman dan M Luthfi Rahman dari KapanLagi Network (KLN) dengan Achmad Zaky di kantor Bukalapak yang terletak di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.

Bagaimana hasil Harbolnas kemarin bagi Bukalapak.com?

Kami tidak tahu data asli, tapi orang-orang ngomongin Bukalapak. Dari survei-survei media, siapa pemenang Harbolnas, Bukalapak katanya. Mungkin karena kami lebih serius juga, sampai bikin iklan TV khusus Harbolnas. Ini indikasi bagus buat brand Bukalapak untuk maju terus di pasar.

Bagaimana dari sisi trafik?

Dari sisi trafik, tentu ada kenaikan yang besar, bahkan signifikan. Tapi saya tidak bisa share. Kenaikan trafik yang tidak pernah terjadi di Bukalapak sebelumnya. Intinya naik berlipat-lipat. Kami senang dan terkejut, ternyata angka itu bisa dicapai dalam 2-3 hari. (pada hari biasa Bukalapak dikunjungi 2 juta orang per hari).

Di Play Store, kami aplikasi nomor satu di kategori shopping. Secara overall, kami di peringkat ke-14. Itu bagus banget untuk aplikasi e-commerce. Pencapaian tertinggi untuk aplikasi e-commerce di Play Store. Sedangkan di App Store, kami nomor dua secara nasional, di atasnya Line dan BBM. Ini indikasi kami bisa bersaing.

Selama ini di startup community, jujur, kami semua pemain e-commerce, masih menilai diri kami sebagai pemain Seri B, ibarat kompetisi sepak bola. Sedangkan pemain Seri A adalah Facebook dan Google. Mereka seperti dewa. Masyarakat kita juga menggunakan aplikasi media sosial asing, seperti Twitter, Path, dan Instagram. Dulu ada yang lokal seperti Mindtalk dan Koprol, tapi tidak ada yang pakai. Mudah-mudahan ini indikasi bagus buat komunitas kami, karena pencapaian itu belum pernah diraih oleh aplikasi lokal sebelumnya.

Kira-kira mengapa bisa melonjak trafik Bukalapak?

Analisis sederhana, kreativitas dan diferensiasi. Spirit atau DNA Bukalapak dari dulu adalah kami mencoba berbeda. Kami tidak punya modal, tidak sebesar pemain lain yang dapat funding Rp 1 triliun. Kami terdiri dari orang-orang biasa saja dan tidak menggunakan selebritis. Kami ingin membongkar semua itu.

Jadi keterbatasan kami adalah kelebihan kami, dan itu jadi kepercayaan. Tim manajemen Bukalapak paling muda di industri e-commerce (Bukalapak.com berdiri 2010), dibangun oleh lulusan perguruan tinggi lokal. Ini yang kami eksplorasi.

Dari sisi nilai transaksi seberapa besar kenaikannya?

Saya tidak bisa bilang angkanya. Yang jelas, nilai transaksinya puluhan kali lipat daripada hari biasa. Jadi kebayang besarnya seperti apa. Kami juga siap laporkan transaksi kami di Harbolnas ke asosiasi, jika semua pemain melaporkan. Masalahnya di Indonesia banyak pemain e-commerce.

Pencapaian apa saja yang diraih sepanjang 2015?

Pencapaian tahun ini luar biasa dibandingkan empat tahun sebelumnya. Ini tahun yang spesial dan kami mencatat pertumbuhan tertinggi. Namun demikian, misi kami belum selesai. Kami selalu ingin lebih besar lagi di 2016 dari sekarang. Kami ingin lebih besar lagi dari impian kami. Jadi tidak ada selesainya.

(brl/red)