Haruskah Microsoft berhenti jual smartphone?

Haruskah Microsoft berhenti jual smartphone?

Techno.id - Di industri smartphone global, nama Microsoft sudah tak mengerikan. Jangankan saat dibandingkan dengan Samsung atau Apple, melawan vendor-vendor dari Tiongkok pun perusahaan dari Redmond itu kesulitan.

Awal tahun 2016 ini, jalan yang ditempuh Microsoft bahkan semakin terjal. Dalam laporan fiskal Q3 2016-nya (21/04/16), Microsoft melaporkan pihaknya hanya menjual 2,3 juta unit Lumia saja dalam tiga bulan terakhir. Jumlah itu jauh lebih sedikit dari kuartal awal 2015 silam, ketika ada 8,6 juta perangkat Lumia yang laku. Tak yal, revenue Microsoft dari sektor ponsel pun kini drop 46 persen dari tahun lalu.

Bisa dibilang, produk andalan Microsoft seperti Lumia 950 dan Lumia 950 XL tidak begitu menarik di mata konsumen. Pun dengan paket bundling yang disertakan di dalamnya, contohnya layanan Office 365 gratis selama setahun. Padahal di kuartal terakhir 2015, penjualan ponsel Microsoft belum separah ini - walau sama-sama tidak memuaskan, yakni sebanyak 4,5 juta unit.

Barangkali, keputusan Microsoft untuk menyerah di bisnis smartphone adalah langkah yang masuk akal untuk diambil. Pasalnya, ketimbang kukuh memproduksi ponsel, ada produk lain yang lebih menguntungkan dan berpotensi mendatangkan uang lebih kalau digarap lebih fokus, yaitu tablet hibrida.

Di saat pemasukan dari bisnis ponsel menurun drastis, revenue yang digalang Surface malah meningkat. Berkat lancarnya penjualan Surface Pro 4 dan Surface Book, Microsoft berhasil mengantongi hampir Rp15triliun sedari Januari sampai Maret 2016 atau naik 61 persen dari tahun lalu. Sayang, tidak turut disebutkan berapa unit perangkat Surface yang terjual saat ini.

Menurut Anda, mengapa smartphone Microsoft tak begitu laku? Silakan berkomentar di bawah ini.

(brl/red)