Game tanpa karakter membuat gamer lebih cerdas?

Game tanpa karakter membuat gamer lebih cerdas?

Techno.id - Akhir-akhir ini, Minecraft telah sukses merebut hati gamer di pelbagai belahan dunia. Kebebasan absolut yang dijanjikan game itu membuat gamer merasa betah dan semakin terpacu untuk mewujudkan setiap ide yang ada di dalam kepalanya. Keabstainan hero atau tokoh utama di game itu pun menimbulkan beragam pertanyaan, seperti "apa untungnya memainkan game tersebut - atau yang sejenis dengannya?"

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya kalau merujuk ke pendapat Ian Bogost, seorang game designer sekaligus penulis, tentang permainan yang sejenis, yakni SimCity. Di game tersebut, Anda mempunyai kuasa penuh untuk mendesain kawasan layak huni bagi penduduk virtual. Bermula dari ketidakadaan, Anda diminta untuk mengisi lahan tersebut dengan gedung perkantoran, perumahan, mall, jembatan, dan lain-lain. Jabatan Anda sebagai "wali kota" di game itu pun mengizinkan Anda untuk melakukan banyak hal, selama "masyarakat" Anda merasa nyaman tinggal di kota yang Anda pimpin.

Menurut Ian dalam argumen tertulisnya, game itu sangat berjasa bagi para pemainnya untuk melatih logika dan kepekaan akan elemen-elemen di sekitar mereka. Meski ajaran tersebut disampaikan secara tidak langsung, setidaknya para pemain SimCity mengerti bahwa tidak ada orang yang suka tinggal di dekat pembangkit listrik tenaga batubara yang berpolusi tinggi. Mereka juga akhirnya sampai pada sebuah pemahaman kalau orang-orang lebih bahagia ketika hidup di lingkungan yang dekat dengan pusat hiburan. Walau hanya simulasi, hal tersebut nyatanya juga berlaku di kehidupan yang sesungguhnya.

"Memang, tidak ada orang yang mempercayakan pemain SimCity untuk merencanakan pembangunan sebuah kota. Namun, game itu telah membuat kita semua memikirkan faktor apa saja yang membuat sebuah kota sukses atau hancur," sanggah Ian lewat sebuah artikel yang dipublikasikan di TheAtlantic (13/3/15).

Menurut Ian, itulah salah satu sebab mengapa game yang tanpa karakter bisa membuat pemainnya lebih berkembang, baik sebagai gamer maupun sebagai individu yang bisa berpikir logis. Setujukah Anda dengan argumen ini?

(brl/red)